Virus Sabotase Nuklir
Stuxnet Dibekingi Negara Besar?
Wicak Hidayat - detikinet
ilustrasi (flickr/cc/Paul J Everett)
Jakarta - Stuxnet jadi heboh karena diduga sengaja dirancang untuk melakukan sabotase fasilitas nuklir. Muncul dugaan, virus ini dibekingi oleh negara besar.
Hal itu mengemuka setelah para peneliti antivirus melakukan 'bedah kode' Stuxnet. Penelitian mereka, seperti dikutip detikINET dari Wired, Selasa (16/11/2010), mengungkap betapa canggihnya Stuxnet.
Kode yang menyusun Stuxnet memang tidak main-main. Laporan terbaru dari Symantec menguatkan dugaan bahwa kode itu dibuat untuk melakukan sabotase diam-diam pada fasilitas tenaga nuklir tertentu.
Tingkat kerumitan kode Stuxnet membuat peneliti antivirus menduga, ada dukungan dari sebuah negara dengan dana dan sumber daya yang besar.
Target yang sangat spesifik dari Stuxnet juga mengindikasikan pembuatnya tahu benar fasilitas mana saya yang hendak mereka serang. Boleh dibilang, ini bukan serangan massal yang membabi-buta.
Stuxnet awalnya terungkap oleh VirusBlokAda, sebuah perusahaan keamanan Belarusia. Pelanggan mereka di Iran,
Peneliti dari Jerman, Ralph Langner, adalah yang pertama kali mengatakan bahwa Stuxnet menyerang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran.
Sedangkan Frank Rieger, Chief Technology Officer dari GSMK, Jerman, mengatakan target Stuxnet mungkin lebih tepatnya adalah Natanz, juga di Iran.
Reaktor Bushehr dirancang untuk membuat energi atom dengan uranium yang tidak weapon-grade (layak senjata). Sedangkan Natanz menggunakan pengayaan Uranium, yang lebih berpotensi untuk dipakai membuat senjata nuklir.
Uranium yang diperkaya memang bisa digunakan untuk senjata nuklir. Namun bukan berarti itu satu-satunya kegunaan bahan radioaktif tersebut, karena bisa juga dipakai PLTN jenis tertentu. ( wsh / wsh )
No comments:
Post a Comment