VIVAnews - Pemerintah kian sulit mewujudkan rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menyusul tragedi bocornya PLTN Fukushima Jepang, setelah bencana gempa dan tsunami. Kini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai mengalihkan perhatian tambahan sumber pasokan baru dari energi baru terbarukan (EBT).
"Bencana di Fukushima akan menjadi pertimbangan pemerintah terhadap pembangunan PLTN," ujar Direktur Bioenergi Kementrian ESDM Maritje Hutapea di Jakarta, Rabu 30 Maret 2011.
Maritje mengungkapkan pemerintah telah membuat skema jika Indonesia nantinya memutuskan tak akan menggunakan PLTN sebagai pasokan energi listrik di Tanah Air. Salah satu skema dipilih pemerintah adalah mempertahankan pangsa EBT tanpa nuklir sebesar 25 persen pada 2025.
Untuk menjalankan skema ini, Kementerian ESDM akan memaksimalkan peran energi panas bumi sebesar 17 Million Ton Oil Equivalent (MTOE) atau kapasitas sebesar 22 Gigawatt (GW).
Selain itu pemerintah juga akan meningkatkan pemanfaatan Coal Bed Metane untuk pembangkit dengan produksi sebesar 14 MTOE atau pemanfaatan tenaga air maupun biomassa untuk wilayah Jawa dan Sumatra.
"jika EBT tidak dapat dicapai secara maksimal maka sebagai pengganti peran PLTN adalah meningkatkan peran energi batubara menjadi sebesar 33,4 persen yang tentunya akan berdampak pada lingkungan karena batubara bukan energi yang bersih," jelas Maritje.
Dalam paparan Kementrian ESDM disebutkan, porsi EBT tanpa nuklir pada 2025 terdiri dari bahan bakar nabati (BBN) 6,7 persen, biomassa sampah 2,4 persen, energi panas bumi 3,9 persen, energi air 5,3 persen, energi laut 0,3 persen, energi matahari 2 persen, energi angin 0,8 persen, dan gas metana batu bara (CBM) 3,7 persen.
Pemerintah juga sudah memproyeksikan porsi EBT tanpa nuklir pada 2050 sebesar 26,8 persen yang terdiri dari BBN 9,7 persen, energi sampah 2,6 persen, energi panas bumi 2 persen, energi air 4,1 persen, energi laut 0,6 persen, energi matahari 1,8 persen, energi angin 0,9 persen, dan gas metana batu bara (CBM) 5,1 persen.
Untuk proyeksi bauran energi fosil tanpa nuklir pada 2050 adalah minyak 16,5 persen, gas 14,3 persen, dan batu bara 42,4 persen. Sedangkan skenario dengan nuklir, porsi minyaknya adalah 16,53 persen, gas 14,29 persen, dan batu bara 39,96 persen.
Thursday, March 31, 2011
Tanpa Nuklir, Ini Alternatif Energi dari ESDM
Tanpa Nuklir, Ini Alternatif Energi dari ESDM
RABU, 30 MARET 2011, 17:10 WIB
Syahid Latif, Iwan Kurniawan
Labels:
Alternatif Energi dari ESDM,
Tanpa Nuklir
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment